Anak Bermain Sendirian Dirumah Saja

Oleh: Yuliana Anggreany, M. Psi., Psikolog

               Masa pandemik masih terus berlangsung, banyak sekali perubahan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam keseharian anak-anak. Anak harus belajar di rumah, ketika pada akhirnya dapat bersekolah secara tatap muka, interaksi anak dengan guru dan teman pun sangat dibatasi. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi interaksi anak dengan orang lain (selain keluarga yang berada di rumah), baik orang dewasa lain maupun anak-anak lainnya.

Padahal ketika anak bertambah besar, mereka cenderung bermain dengan lebih interaktif dan kooperatif dengan anak lain. Awalnya ketika anak masih kecil mereka akan bermain sendiri, lalu bermain bersama anak lain (tapi tidak berinteraksi), dan kemudian bermain bersama-sama dengan anak lain. Jadi untuk anak-anak yang sudah mampu bermain bersama anak lain, dapat saja merasa sangat bosan karena harus terus-menerus berada di rumah dan tidak bisa bermain Bersama-sama dengan teman-teman.

Bermain bersama-sama dapat menjadi kesempatan untuk melatih keterampilan interpersonal serta keterampilan anak dalam berbahasa. Ketika anak bermain, ia dapat memperoleh banyak kosa kata baru dari temannya, ia juga dapat berlatih untuk mengucapkan kata-kata tersebut. Bermain Bersama dengan anak lain mungkin saja dapat membuat anak berhadapan dengan konflik (mis. Berebut mainan dengan anak lainnya). Akan tetapi dengan adanya pengalaman tersebut anak dapat melatih kemampuan sosialnya, seperti kemampuan empati terhadap anak lain, kemampuan memecahkan masalah sosial serta kemampuan untuk bernegosiasi.

               Jadi apa yang bisa dilakukan orangtua di rumah untuk tetap dapat memberikan stimulus tersebut pada anak?

  • Untuk anak yang sudah mampu berkomunikasi dengan keluarga dan teman melalui media (seperti whatsapp call, zoom, google meet) maka berikan waktu untuk mereka berinteraksi dengan orang lain.

Bentuk kegiatan yang dilakukan bisa saja bervariasi, mungkin tidak sama dengan orang dewasa yang dapat berbincang-bincang dalam waktu yang lama. Anak mungkin saja akan bermain game dengan anak lainnya, yang perlu ayah-bunda perhatikan adalah membuat aturan untuk durasi bermain game serta tetap mengetahui permainan yang dimainkan anak agar dapat tetap memastikan game yang dimainkan tersebut memang sesuai dengan usia anak.

  • TIngkatkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama-sama.

Kegiatan tersebut dapat saja: bermain Bersama, membaca buku Bersama-sama, ataupun mengerjakan pekerjaan rumah Bersama-sama, ataupun kegiatan lainnya. Ketika Ayah-bunda melakukan kegiatan Bersama dengan anak, anak pasti akan belajar banyak sekali. Akan lebih baik Ketika melakukan kegiatan Bersama anak, fokus dan perhatian benar-benar sepenuhnya pada anak.

  • Tingkatkan tanya-jawab dengan anak.

Sering-seringlah bertanya pada anak, akan lebih baik jika pertanyaan tersebut bisa memicu diskusi atau perbincangan dengan anak, sehingga anak dapat belajar banyak kosa kata baru serta berlatih untuk mengucapkannya, anak juga dapat belajar cara membuat kalimat yang baik Ketika mendengar kalimat dari ayah-bunda dan juga Ketika ia menjawab pertanyaan.

  • Latih anak untuk mempelajari peraturan-peraturan sosial, seperti menunggu, berbagi, toleransi, membantu, berempati.

Ayah-bunda tidak selalu harus mengalah terhadap anak  ataupun sesegera mungkin memenuhi keinginan anak, misalnya dalam pemilihan menu makanan, mungkin saja bisa bergantian agar anak juga dapat belajar untuk bertoleransi. Demikian juga dengan keterampilan sosial lainnya, dapat dilatih di rumah Bersama ayah-bunda. Sehingga Ketika nantinya anak bertemu dengan teman-temannya, ia dapat menyesuaikan diri dengan baik .